Laman

Sabtu, 18 Juni 2011

Etika dalam menulis Email

1. Kenali dengan siapa anda bicara

Salah satu siasat perang Tzun Zu (atau Shin Zui ya? :) ) yang sering kangmoes dengar adalah “kenali dirimu dan kenali lawanmu maka kau akan selamat dalam pertempuran”. Mengenali lawan bicara kita akan membuat kita lebih berhati-hati dalam menulis. Jika belum mengenali siapa lawan bicara (atau lebih tepatnya lawan menulis ya?), gunakan bahasa yang umum. Tidak gaul dan sedikit resmi tidak masalah yang penting tidak menimbulkan masalah.

2. Jangan gunakan huruf kapital semua

Di dunia internet, komunikasi yang paling umum digunakan adalah menggunakan teks. Jadi tidak ada intonasi yang bisa membedakan orang itu sedang bercanda, santai, marah,  atau jengkel. Jadi kita harus hati-hati dalam menggunakan tanda baca seperti tanda seru, titik-titik, dan yang lainnya. Salah satu hal yang patut kita hindari dalam menulis email yang sopan dan beretika adalah menggunakan huruf kapital semua. Secara pribadi, kangmoes sendiri pernah ditegur oleh seorang rekan bisnis kangmoes karena menulis dengan huruf kapital semua. Tapi Alhamdulillah rekan bisnis kangmoes tersebut berjiwa besar. Tidak langsung marah-marah. Tapi menasehati dengan bijaksana. Kangmoes berdoa agar mendapat ketenangan hati seperti rekan kangmoes itu dalam menyikapi masalah.

3. Jangan lebay (berlebihan)

Lebay adalah bahasa gaul yang saat ini sedang ngetrend. Jadi tidak perlu kangmoes sebutkan pun, kangmoes yakin anda pasti sudah tahu bahwa arti kata lebay adalah berlebihan :) . (Loh kok malah disebutin kang?)
Berlebihan dalam memakai tanda baca dan huruf. Biasanya anak2 remaja yang menggunakan “teknik” ini. Entah biar gaul atau apa namanya. Yang mereka lakukan adalah mengkombinasi huruf dengan angka dan tanda baca sulit seperti ini:
k4p4n l@g! m@3n c3 Z06za? (kapan lagi maen ke jogja?)
7@m b12apa? (jam berapa?)
bagi sebagain orang mungkin menganggap paduan huruf dan simbol diatas membuat tulisan menjadi lebih menarik. Tapi dari pengalaman kangmoes, tak sedikit pula orang yang uring-uringan mendapat SMS seperti diatas. Bisa rumit kalau urusan bisnis menggunakan teknik seperti di atas. Misalnya jika SMS berkaitan dengan nomor rekening dan jumlah uang yang perlu ditransfer.

4. Jangan gunakan alamat email yang sulit

Andaikan pertama kali anda membeli nomor HP disodori 2 pilihan nomor dengan harga yang sama, anda pilih mana:
A. 0812 1000 000
B. 0897 3095 1282
Kangmoes yakin akan banyak yang memilih opsi A. Mengapa? Karena mudah di hapal. Dan mudah di ucapkan.
Tapi kenyataan sepertinya tidak berlaku bagi para pembuat email terutama anak muda. Misalkan namanya: Agus Santoso, alih-alih menggunakan agus.santoso@domain.com yang lebih mudah di hapal dan diucapkan. Atas nama kreatifitas dan mengekspresikan diri, anak-anak muda terkadang lebih suka menggunakan a60es.13a60es@domain.com yang notabene sering membuat orang salah ketik. Padahal seperti nomor HP, salah satu huruf saja dalam menulis alamat email, jangan harap email yang dikirim akan sampai.
Dari segi etika dan sopan santun dalam menulis email, memang poin nomor 4 diatas tidak begitu besar urgensinya dibandingkan dengan poin-poin sebelumnya. Namun kangmoes merasa bahwa jika digunakan untuk tujuan bisnis, lebih sopan jika kita menggunakan alamat email dengan format yang pertama. Jadi untuk tujuan bisnis dan komunikasi denagn orang penting (dosen, misalnya) tidak ada ruginya jika kita membuat alamat email yang mudah diingat, sekedar untuk menunjukkan sedikit sopan santun dan etika dalam menulis email.

Sumber : http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.tips/sopan-santun-dan-etika-menulis-email.html

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 25 Januari 2011

Sabun

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Surfaktan sendiri berasal dari kata surface actif agents yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan mengandung suatu ujung hidrofobik dan suatu ujung hidrofilik. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan dengan cara meletakkan bagian kepala hidrofiliknya pada permukaan air dan bagian ekor hidrofobiknya menjauhi permukaan air. Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan cara pembilasan karena sabun merupakan molekul organic yang terdiri dari 2 kelompok gugus. Gugus pertama dinamakan liofil (atau hidrofil bila medium pendispersinya air) yang mempunyai arti “suka akan pelarut” dan gugus kedua dinamakan liofolik (atau hidrofobik bila medium pendispersinya adalah air) yang berarti “tidak menyukai pelarut”. Pada sabun, gugus hidrofilik memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan gugus hidrofobik bergabung dengan gugus hidrofobik dari molekul sabun lain membentuk agregat yang dinamakan misel.  Pada proses pembuatan sabun digunakan Sodium lauryl sulfat sebagai surfaktan yang ditambahkan ke dalam air demin sambil dipanaskan, hal ini dilakukan karena surfaktan mudah larut dalam air panas dibandingkan dengan air dingin sehingga dengan adanya pemanasan maka akan meningkatkan kelarutan (mudah larut). Selain menggunakan sodium lauryl sulfat (SLS) dapat pula digunakan senyawa-senyawa lain sebagai surfaktan, diantaranya adalah sodium lauryl ether sulfat (SLES), sodium dodecyl sulfat dan ammonium lauryl sulfat. Selain surfaktan, pada proses pembuatan sabun ditambahkan pula bahan-bahan pendukung yang antara lain adalah CAB-30 dan glycerin yang berfungsi sebagai pelembut karena sabun yang dihasilkan adalah sabun tangan cair sehingga harus lembut di tangan dan dapat mengangkat kelembaban pada lapisan kulit. Selain itu digunakan pula pewarna yang dapat memikat daya tarik konsumen, pewarna yang digunakan adalah pewarna yang aman untuk kesehatan kulit, contohnya adalah pewarna makanan. Sebagai pengompleksnya adalah Na-EDTA (garam dari EDTA) karena garam dari EDTA lebih mudah larut dalam air daripada EDTA. pH sabun harus diatur karena pH sabun adalah 7 (netral). Jika pada pembuatan sabun tersebut berada dalam suasana basa maka harus dibuat netral dengan cara menambahkan suatu larutan basa ke dalam campuran tersebut. Sebagai larutan basa dapat digunakan larutan NaOH sedangkan jika suasananya asam maka harus dinetralkan dengan cara menambahkan suatu larutan asam ke dalam campuran tersebut, salah satu contohnya adalah larutan asam sitrat. Untuk mengetahui suasana (asam/basa/netral) dari campuran tersebut maka dapat digunakan kertas pH.

Selain itu digunakan pula larutan NaCl jenuh yang berfungsi sebagai pengatur kekentalan. Larutan NaCl yang ditambahkan sesuai kebutuhan pembuatan sabun, tetapi sebaiknya untuk sabun tangan cair tidak terlalu kental dan juga tidak terlalu encer.Proses pembuatan sabun dasar, meliputi:
1. Safonifikasi
Pada proses ini minyak yang sudah dipucatkan (bleaching) dicampur dengan NaOH, kemudian dipanaskan dan diaduk sehingga terjadi tahap-tahap berikut:
a. Tahap periode inkubasi lambat
b. Tahap eksotermik cepat
c. Tahap penyelesaian (completion)
Safonifikasi dianggap selesai jika terbentuk sabun yang kental, kemudian ditambah garam kering supaya terjadi pemisahan antara sabun padat dan alkali.
2. Pencucian
Untuk memisahkan sisa gliserol dalam sabun dilakukan dengan cara menambahkan air garam panas (85oC) 10o pada sabun.
3. Fitting
Sabun yang didapatkan setelah mengalami pencucian selanjutnya mengalami pemanasan dan penambhan air sedikit demi sedikit sehingga didapatkan bentuk yang dikehendaki. Penentuan menggunakan “trowel test.”
Setelah penyabunan lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dari gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. (Sifat kelembaban timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu). Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkan dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan (additive) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat lalu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cetakan.
(dikumpulkan dari berbagai sumber)

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 01 Desember 2010

Tips yang seharusnya dihindari setelah makan

1. Jangan minum es setelah makan.

Hmm..
Siapa yang sering melakukan hal ini setelah makan?
Dalam ilmu kedokteran air es akan membekukan lemak, lalu lemak tersebut akan menghambat di saluran pencernaan dan bisa bikin gemuk loh.
Nah Lo.. Pasti-a Pantangan berat deh buat yang penggemar minum es setelah makan. Apalagi di bulan puasa ini.
Xixi..
XD

2. Jangan merokok setelah makan.

Kata dokter sih merokok bisa merusak jaringan tubuh. Apalagi sesudah makan.

3. Minum Teh tidak boleh loh, setelah makan.

Menurut dokter teh itu memiliki kadar asam yang tinggi, maka kandungan protein di dalam makanan sulit dicerna. Maka banyak yang menyarankan minum air putih bilamana seabis makan. (Lagi² menurut dokter) Hehe..

4. Jangan tidur setelah makan.

Siapa yang merasa ngantuk setelah makan ?
Anjuran dokter ga boleh lagi. Makanan yang hendak dicerna ga sempurna nantinya.

5. Jangan Mandi setelah makan.

Sekali lagi dokter berteriak dengan lantang … jangan deh … Katanya mandi akan menaikkan aliran darah ke seluruh badan kecuali di sekitar perut. Maka sistem percenaan akan melemah.


Sebagai tambahan :
(+) Porsi makan yang berlebihan dan menu makanan yang sesuai dengan waktunya.

Nah ini dia … Kadangkala ini bertentangan dengan hati nurani kita bila kita sedang kelaparan banget. Seperti hewan buas, kita langsung menerkam makanan yang terhidang di piring. Waktu itu kalo ga salah porsi makan ku berlebihan banget. yang biasanya nasinya 1 piring ( standart umum ) di dua kali lipatkan … hehehe … “Dalam pikirku yang penting kenyang !” terus lauk nya yang pedas banget. Padahal pada pagi harinya saya belum memasukkan sesendok makanan ke mulut. Pantes … langsung KO deh badan ku ! huh !

(+) Perhatikan kebersihan makanan.

Alangkah baiknya memasak sendiri dan jangan jajan diluar. Kan kita tidak tahu cara menyajikan nya apakah higienes atau tidak. .

Sumber:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5126833

[+/-] Selengkapnya...